Senin, 24 Desember 2012

MANUSIA DAN BAKAT LINGKUNGAN



Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Manusia
Manusia adalah manusia yang harus dididik, hal itu tidak terlepas dari potensi psikologis yang diiniliki oleh tiap-tiap individu. Mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran “menulis, membaca dan berhitung” atau lebih dikenal dengan istilah 3R (writing, reading and arithmetic). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan serta tuntutan hidup manusia sehingga tugas tersebut semakin bertambah dan meluas, yaitu kecuali mencerdaskan otak yang terdapat dalam kepala juga mendidik ahklak atau moralitas yang berkembang dari dalam hati atau dada. Oleh karena itu, semakin meningkatnya rising demands (kebutuhan yang meningkat) maka akhirnya manusia ingin mendidik pula kecekatan atau ketrampilan tangan untuk bekerja terampil.
Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam (faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri, faktor hereditas: bawaan/warisan) dan faktor luar (faktor lingkungan). Dengan faktor bawaan tertentu dan disertai dengan faktor lingkungan yang tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula.
Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti bahwa, karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan-cairan “germinal’ dari pihak orang tuanya. Di samping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Dalam perkembangannya para ahli telah banyak mencari tentang hal ini, dan ada beberapa pendapat tentang hal ini yaitu :

a.      Aliran nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, maka percumalah kita mendidik, atau dengan kata lain : pendidikan tidak  perlu. Dalam ilmu pendidikan ini di sebut pesimisme paedagogis.
Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan anak domba. Jadi, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.
Ambillah contoh sepasang suami-istri yang memiliki keistimewaan di bidang politik, tentu anaknya menjadi politikus pula. namun, apabila lingkungan, khususnya lingkungan pendidikannya tidak mendukung, misalnya karena ia memasuki sekolah pertanian, sudah tentu ia tak akan pernah menjadi politisi, tetapi menjadi petani.
b.      Aliran empirisme
Aliran ini mempunyai pendapat yang berlawanan dengan kaum nativisme. Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja ( kea rah yang baik maupun kea rah yang buruk ) menurut kehendak lingkungan atau pendidik – pendidiknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
c.       Hukum konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia tidak hanya diperkembangkan tetapi ia memperkembangkan dirinya sendiri.
Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu mengenai dirinya sendiri dengan bebas. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan : jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun – temurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawah pengaruh lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat.

Lingkungan ( Environment )
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
a. Keluarga
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
b. Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal  anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.
d. Keadaan Alam sekitar
Kedaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.

Macam-macam lingkungan

Sartain seorang ahli psikolog di amerika mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan ( environment ) ialah meliputi semua kondisi – kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau life processes kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan ( to provide  environment) bagi gen yang lain.
Menurut devinisi yang luas ini ternyata bahwa di dalam lingkungan kita, di sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar factor-faktor lain yang banyak sekali. Yang secara potensial sanggup/ dapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang actual (yang sebenarnya) hanyalah factor – factor dalam dunia sekeliling kita. Yang benar-benar mempengaruhi kita.
Menurut sartain lingkungan itu dapat di bagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
1.   Lingkungan alam/luar ( external  or physical environment )
2.   Lingkungan dalam ( internal environment )
3.   Lingkungan social/ masyarakat ( social environment ).

Yang dimaksud dengan lingkungan alam/luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan,air,iklim, hewan, dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan  lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar, atau alam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan berada antara eksternal dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut itu sudah atau sedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh darah atau di dalam cairan limfa, mereka mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environment. Jadi, sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara “diri kita sendiri “ dengan “lingkungan kita “.
Yang dimaksud dengan lingkungan social ialah semua orang atau manusia lain, yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan social itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari denga orang lain, dengan keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan dan sebagainya. Yang tidak langsung, melalui radio dan televise, dengan membaca buku, majalah,surat kabar dan sebagainya dan dengan berbagai cara yang lain.
Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaan/keturunan ( heredity ) dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan manusia, dapatlah kita katakana sebagai berikut : sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan ( heredity ) dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus kita tekankan pada kata interaksi. Antara keduanya hereditas dan lingkungan itulah yang menentukan bagaimana hasil/ keadaan / perkembangan aspek-aspek tertentu daripada manusia.

Hubungan Manusia/individu dengan lingkungan

Allport merumuskan kepribadian manusia itu sebagai berikut : “kepribadian adalah organisasi dinamis dari pada system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik ( khas ) dalam menyelesaikan dirinya dengan lingkungan”.
Dari definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakan hubungannya dengan lingkungannya. Kepribadian itu menjadi kepribadian apabila keseluruhan system psikofisiknya, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan cirri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas  dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Menurut woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat macam :
  1. Individu bertentangan dengan lingkungannya,
  2. Individu menggunakan lingkungannya
  3. Individu berpartisipasi dengan lingkungannya
  4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Sebenarnya keempat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu dapat kita rangkumkan menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk “ menyesuaikan diri” ( dalam arti luas ) dengan lingkungannnya.
Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti :
1)      Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan  ( penyesuaian autoplastis )
2)      Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan ( keinginan ) diri ( penyesuaian diri autoplastis).

Pengaruh hereditas terhadap sifat manusia

Komodita dkk menyimpulkan secara umum mengenai efek hereditas dan lingkungan terhadap sifat manusia, termasuk intelegensi, sebagai berikut :
  1. Hereditas menetapkan batas perkembangan yang dapat dilakukan oleh lingkungan. Bagaimanapun juga besarnya dampak stimulus lingkungan yang diterima oleh organisme namun perkembangan organisme yang bersangkutan tidak dapat melampaui batas yang telah ditetapkan oleh factor keturunan. Sebagai contoh, bagaimanapun usaha mendidik seekor monyet, ia tidak akan pernah dapat menyamai manusia.
  2. Lingkungan dapat memodifikasi efek hereditas. Suatu lingkungan yang buruk dapat saja mengubah warisan sifat seseorang yang baik semata-mata karena ia berada dalam asuhan lingkungan tersebut.
  3. Tidak ada satupun karakteristik atau perilaku yang tidak ditentukan bersama oleh factor lingkungan dan factor keturunan. Lingkungan dan keturunan berinteraksi dalam mempengaruhi perilaku. Dengan kata lain, hereditas menentukan apa yang dapat dilakukan oleh individu sedangkan lingkungan menentukan apa yang akan dilakukan oleh individu.
  4. Factor lingkungan tampak kurang berperan dalam membentuk karakteristik fisik. Tapi cenderung lebih berperan dalam membentuk karakteristik dan kepribadian.


PERAN DAN DETERMINAN PEMASARAN SOSIAL TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT



Konsep pemasaran pada mulanya di terapkan di perusahaan-perusahaan besar di Negara industri yang telah maju, dan berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi penentu setiap usaha. Penerapan konsep tersebut saat ini sudah meluas sampai ke luar bidang, yaitu bidang politik dan social. Di bidang kesehatan, konsep pemasaran telah di terapkan di berbagai negara untuk berbagai program. Indonesia telah menggunakan pendekataan ini dalam penanggulangan diare melalui rehidraksi oral, imunisasi, penanggulan kekurangan vitamin A, keluarga berencana dan lainnya.
Pengertian pemasaran seringkali dikacaukan dengan penjualan. Padahal kedua konsep  hal tersebut sangat berbeda. Penjualan bertolak dari produk yang telah di buat, kemudian diupayakan untuk dijual pada konsumen. Sedangkan pemasaran bertolak dari kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian baru dibuat atau di kembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu.
Pemasaran di definisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuaru yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Pelaksanaan pemasaran sosial ini menggunakan konsep-konsep segmentasi pasar, riset khalayak, pengembangan dan pengujian konsep produk, komunikasi, fasilitas, intensifikasi serta teori perubahan (exchange) untuk memaksimalkan tanggapan terhadap target adopter.
Unsur – unsur pemasaran sosial
            Pada unsur-unsur pemasaran social terlihat penjelasan bagaimana peran pemasaran social terhadap kesehatan masyarakat. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :
1.      Produk Sosial : Gagasan dan Praktik
Perubahan gagasan perilaku dari sifat merugikan masyarakat kepada gagasan atau perilaku baru, yang lebih baik adalah tujuan dari pemasaran sosial. Gagasan dan perilaku adalah produk. Produk Sosial terdapat 3 tipe :
·         Tipe pertama adalah gagasan sosial, yang terdapat bentuk berupa suatu kepercayaan, sikap atau nilai.
Dalam persoalan tertentu bisa saja terjadi bahwa intinya adalah kepercayaan. Contohnya seperti dalam kampanye anti merokok, adalah kepercayaan bahwa merokok itu membahayakan kesehatan. Suatu kepercayaan adalah sebuah persepsi yang diambil sekitar hal-hal faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan evaluasi secara kritis.
Gagasan sosial bisa merupakan sebuah sikap. Contohnya adalah kalimat yang biasa digunakan dalam kampanye program keluarga berencana. Bayi yang direncanakan akan lebih diperhatikan dibandingkan bayi yang lahir akibat kehamilan mendadak.
Gagasan sosial bisa juga berupa nilai, seperti hak asasi manusia atau seperti dalam kampanye tentang pembauran [umumnya berkaitan dengan wni keturunan cina] yang berupaya mengubah nilai masyarakat yang disadarai atas prasangka fanatik dan stereotipe yang menggeneralisasi suatu hal.
·         Tipe produk sosial kedua adalah praktik social
Ini bisa berupa peristiwa yang terjadi akibat aksi perorangan, seperti yang ditunjukan pada vaksinasi  atau keikut sertakan dalam pemilihan umum. Juga bisa berupa pola perilaku yang sukar dirubah, seperti berhenti merokok.
·         Tipe produk sosial ketiga adalah suatu tujuan perubahan sosial yang melibatkan kasat mata.
Produk kasat mata menunjuka pada produk fisik yang menyertai suatu kampanye sosial. Seperti pilkontrasepsi atau kondom yaitu alat-alat yang berguna dalam menyempurnakan praktik sosial, dalam konteks praktik keluarga berencana.
Pemasaran sosial memperkenalkan gagasan-gagasan sesuai praktik sosial. Tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku. Jadi, pengenalan kampanye gizi tidak sesederhana menolong konsumen mengetahui dan mendorong minatnya memperbaiki gizi, namun lebih jau lagi adalah untuk mengubah pola kebiasaan makan masyarakat.
2.      Target Adopter
Tujuan-tujuan pemasaran sosial mengarah pada suatu kelompok atau lebih target adopter. Ada sejumlah kelompok yang dapat diatasi dengan cara-cara yang beragam seperti atas dasar : usia, status sosial ekonomi, jumlah keluarga atau lokasi geografis. Harus dilakukan membedakan segmen pasar tersebut secara lebih tajan, seperti gadis remaja yang hidup di kota besar, wanita karir berkeluarga yang tidak ingin pumya amak lagi, atau ibu metropolis yang ingin mengontrol terhadap kelahiran bayinya.
 Dengan mengetahui target adopter dengan cara-cara tersebut di atas, memungkinkan perencana pemasaran sosial untuk membuat perkiraan ( prediksi) yang lebih akurat. Perkiraan tersebut, adalah prasyarat kemampuan untuk mempengaruhi hasil. Juga akan berdampak pada keberhasilan program. Fakta ini dapat dilihat dari kasus kelompok religius yang menentang program keluarga berencana.
           
3.      Mendefinisikan Pengiriman Produk
Tugas pemasaran social lainnya yakini mendifinisikan pengiriman produk. Kebutuhan pertama dalam keberhasilan pemasaran sosial salah satunya adalah menciptakan suatu produk sosial baru untuk mempertemukan suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan atau untuk merancang produk yang lebih baik yang dapat diterima. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Philip Kotler yaitu, konsep pemasaran memegang prinsip kunci, yaitu untuk mencapai pencapaian tujuan organisasi dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan mengirimkan kepuasan yang diminati secara lebih efektif dan efisien disbanding kompetitor kita.
Tugas mendefinisikan kampanye perubahan sosial adalah salah satunya berasal dari penonjolan suatu hal yang dianggap paling berpengaruh (cause). Atau dari kebutuhan-kebutuhan sosial, yang menyebabkan kelompok adopter mempersepsi nilai-nilai tertentu sebagai suatu pemecahan masalah. Yaitu, pemenuhan atas kebutuhan atau keinginan yang diluar kemampuannya.
4.      Merancang Pemasaran Produk Sosial
Tugas seorang ahli pemasaran sosial selanjutnya adalah menghadirkan solusi secara efektif untuk kelompok target adopter. Ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :
·         Menerjemahkan pemasaran produk sosial dengan mengaitkannya kepada penempatan gagasan atau praktik sosial tersebut.
·         Melengkapi dan menguatkan pernyataan penempatan.
·         Mengembangkan dan menguatkan citra secara konsisten tentang hal-hal yang dianggap berpengaruh terhadap perubahan sosial ke arah hidup yang lebih baik.
Sedangkan produk yang tangible memerlukan beberapa tahap positioning tambahan untuk melengkapinya. Sebagai produk tangible, maka dasar dari produk tersebut harus diposisikan. Contoh sederhana dari produk tangible adalah “oralit” sejenis obat diare yang dimasyarakatkan dalam sebuah kampanye sosial kesehatan. Produk tangible, pada tahap berikutnya harus dilengkapi dengan pemberian nama/merek dan kemasan yang bersifat simbolis serta dilakukan secara konsisten.
5.      Memasarkan ke Target Adopter
Ahli pemasaran sosial harus siap mengirimkan atau memasarkan praktik sosial dari suatu kegiatan perubahan sosial, yang mulai diminati masyarakat target adopternya. Tahap-tahap yang dibutuhkan dalam mengirimkan tergantung pada dua hal yaitu:
Apakah berbasis pada produk tangible?
Apakah saat memulai kampanye dan dalam mempertahankan penerimaan perubahan sosial oleh target adopter, baik berupa gagasan maupun praktik sosial, membutuhkan pelayanan yang sifatnya kontak pribadi?
Dalam kasus produk tangible, ahli pemasaran sosial harus menyediakan outlet di toko, display dan mendistribusikan produk-produk tangible tersebut. Produk tangible juga membutuhkan suatu presentasi dan demonstrasi secara personal. Dalam kasus kontrasepsi, misalnya kondom tidak membutuhkan presentasi personal.
Presentasi dan demonstrasi juga mungkin membutuhkan event tertentu tanpa mengikutsertakan produk tangiblenya. Misalnya, para pelatih uji kampanye sosial perlu mengajari kelompok target adopter dalam pengetahuan informasi hal ikhwal produk tersebut (literacy skills).
Ada tahap penting dalam proses penyampaian, yang disebut adoption triggering (pemicu adopsi). Yaitu meraih kelompok target adopter untuk mencoba dan mengadopsi produk. Ketika suatu kampanye mebutuhkan presentasi, tiga elemen ini harus diatur yaitu : Pengiriman secara personal, Presentasi, dan Proses penyampaiannya
6.      Mempertahankan pasar
Tugas akhir dari ahli pemasaran sosial adalah menjaga keberlangsungan perubahan sosial yaitu berupa tanggapan yang sesuai dengan yang diharapkan dari lingkungan sekitar populasi target adopter.
Ada juga tahap kampanye pemasaran dalam kaitannya dengan tugas akhir ini. Pertama, kondisi target adopter harus diteliti dan dimonitor. Kedua, adalah memanfaatkan data riset dan monitoring tersebut. Tahapan ketiga, memastikan kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-perubahan apa yang akan dimasukkan dalam rencana pemasaran.
Sebuah program pemasaran sosial yang efektif membutuhkan tentang karakteristik tiap kelompok yang berpengaruh dan memenuhi kebutuhan setiap kelompok dalam suatu strategipemasaran yang tepat.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemasaran sosial terhadap kesehatan masyarakat, seperti yang telah banyak dijelaskan terkait dengan unsur-unsur pemasaran sosial di atas. Adapun faktor diantaranya yaitu :
Pesan kampanye, merupakan sarana yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencampaian tujuan kampanye. Menurut Wilbur Scramm, hal-hal yang mendukung suksesnya penyampaian pesan dalam kampanye sosial adalah sebagai berikut (Ruslan, 2000: 30):
a.      Pesan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian khalayak yang menjadi sasaran. Pesan dapat memberi motivasi kepada khalayak untuk ikut terlibat langsung dalam program atau kegiatan yang dilakukan oleh lembaga.
b.      Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berbentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda, gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil yang sesuai yang telah dirancanakan oleh komunikator.
c.       Pesan harus mampu memunculkan kebutuhan pribadi dari komunikan. Pesan ini menimbulkan kebutuhan khalayak terhadap kegiatan yang telah disampaikan komunikator kepada komunikan yang sudah seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga komunikan termotivasi dalam
c.menunjang kehidupan mereka.
d.      Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan kondisi komunikan. Khalayak menyadari betapa banyak manfaat yang dapat diberikan dari kegiatan tersebut bagi kehidupan mereka.
Selain pesan, komunikasi juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pemasaran social dimana Pemasar sosial harus merumuskan sebuah bauran pemasaran sosial kepada target adopter tetapi juga perumusan saluran-saluran penyebaran produk. Salauran-saluran tersebut dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk komunikasi antara lain:
a) Komunikasi bermedia yakni komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa seperti radio, surat kabar dan lain sebagainya.
b) Komunikasi interpersonal (face to face) yakni komunikasi yang dilakukan secara langsung (tatap muka) seperti seminar, diskusi, dan pelatihan.
Selain hal diatas, pemasar sosial harus mengkomunikasikan keunggulan dan membujuk khalayak atau kelompok sasaran untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Produk yang menarik belumlah cukup. Ini harus disertai komunikasi yang terarah untuk memberikan informasi, motivasi dan edukasi kepada khalayak sasaran. Efektifitas pemasaran sangat tergantung pada efektifitas komunikasi. Dalam hal ini, pesan yang dikomunikasikan harus sesuai dengan segmen pasar yang dituju, demikian juga media yang akan digunakan. Jadi pemasar sosial penting dalam mendesain pesan yang menarik dan menyeleksi media yang tepat untuk digunakan.
Jika dijelaskan secara runtut maka terdapat beberapa faktor yang menetukan keberhasilan pemasaran sosial, yaitu;
1)      Manajemen
      Sangat diperlukan dalam pemasaran sosial
2)      Konsumen
      Adalah  setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dan orientasi sepenuhnya pada konsumen
3)      Kelompok Sasaran.
            Semua program komunikasi yang berhasil menunjukan bahwa pesan – pesan ditujukan langsung kepada kelompok sasaran teretentu
4)      Identitas
      Produk atau pelayanan yang dipromosikan harus memilih identitas yang jelas dan tegas
5)      Manfaat
      Produk atau pelayanan yang dipromosikan sebagai sesuatu yang memberikan manfaat atau keuntungan yang jelas dan nyata
6)      Biaya
      Pemasaran yang baik harus mempertimbangkan agar produk pelayanan yang dipasarkan bisa dijangkau konsumen.
7)      Ketersediaan
      Sudah tentu tidak satu promosi pun akan berhasil bila produk atau pelayanan yang dipromosikan tidak bisa diperbolehkan.
8)      Saluran Komunikasi
      Manajer pemasaran harus berusaha agar pesan disampaikan kepada kelompok sasaran melalui komunikasi yang dapat dipercaya.
9)      Pemantauan dan Perbaikan
      Sistem pemantauan merupakan bagian dari pendekatan pemasaran sosial. Dan pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah semua unsur komunikasi sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perbaikan kiranya diperlukan.
10)  Evaluasi
      Komponen evaluasi  diperlukan bagi semua kegiatan agar dampak dan hasil yang dicapai bisa diketahui. Dan penilitian evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh hasil kuantitatif.

Sumber : Modul Pemasaran Sosial Dra. Yoyoh Hereyah M.Si